Budidaya Jamur tiram – merupakan salah satu jamur favorit yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain karena rasanya yang enak, diversifikasi pengolahan jamur tiram semakin beraneka ragam. Jamur tiram dapat diolah menjadi jamur krispi, tumis, pepes, nugget, dan masih banyak lagi.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) termasuk jamur makroskopis atau jamur yang dapat dilihat dengan kasat mata. Jamur ini dikelompokkan ke dalam jamur Basidiomycota.
Morfologi jenis jamur Basidiomycota memiliki tubuh buah besar seperti payung, memiliki batang, akar dan tubuh buah, memiliki warna yang bervariasi, memiliki tekstur halus, kasar, dan licin.
Jamur tiram juga memiliki kandungan gizi yang tinggi antara lain protein, asam lemak tidak jenuh, vitamin, dan mineral yang sangat berguna bagi kesehatan.
Nah, penasarankan jamur tiram itu seperti apa? Mau tahu cara budidaya jamur tiram? Simak tulisan berikut ini.
Buka Daftar Isi
Media Tanam Jamur Tiram
Hal penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur adalah media tanam (baglog). Apa saja komposisi media tanam yang baik untuk jamur tiram? Media tanam jamur tiram terdiri dari bahan baku dan bahan tambahan.
Bahan baku yang digunakan yaitu sebuk kayu/gergaji. Bahan tambahan yang digunakan yaitu bekatul/dedak padi dan kapur.
Mengapa media tanam/baglog jamur tiram harus ada bahan tambahan? Hal ini dikarenakan nutrisi yang terdapat pada serbuk gergaji kayu lebih rendah daripada media jagung.
Oleh karena itu, serbuk gergaji kayu harus ditambahkan dengan konsentrat dan berbagai bahan lain agar nutrisi bisa mendekati kualitas media jagung.
BACA JUGA : MACAM MACAM SAYURAN
Serbuk kayu yang pada umumnya digunakan sebagai media jamur tiram mengandung selulosa (49,40 %), hemiselulosa (24,59%), lignin (26,8 %), abu (0,60 %), silika (0,20%).
Jamur memperoleh makan dengan menyerap molekul makanan dari alam sekitar. Hal ini dikarenakan jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organik.
Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organik yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, budidaya jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya.
Berikut ini komposisi media tanam jamur tiram:
Serbuk Kayu/ Gergaji
Serbuk kayu/gergaji merupakan bahan baku pembuatan media tanam (baglog). Serbuk gergaji/kayu yang dipakai untuk tempat tumbuh jamur memiliki kandungan karbohidrat, serat lignin, dan lain-lain.
Serbuk kayu/gergaji yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa. Selulosa merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak.
Kelebihan penggunaan serbuk kayu sebagai media antara lain mudah diperoleh dalam bentuk limbah sehingga harganya relatif murah, mudah dicampur dengan bahan-bahan lain, pelengkap nutrisi, serta mudah dibentuk dan dikondisikan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memiliki serbuk kayu untuk pembuatan media tanam jamur tiram. Beberapa jenis kayu ada yang berguna dan membantu pertumbuhan jamur, tetapi ada pula yang menghambat.
Kandungan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur antara lain karbohidrat, lignin, dan serat, sedangkan faktor yang menghambat antara lain adanya getah dan zat ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat pada kayu).
Oleh sebab itu jenis serbuk kayu yang dipakai untuk budidaya jamur sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak mengandung zat pengawet alami, tidak busuk dan tidak ditumbuhi oleh jamur atau kapang lain.
Serbuk kayu yang baik digunakan untuk budidaya jamur adalah jenis serbuk yang berasal dari kayu keras dan tidak banyak mengandung minyak ataupun getah.
Tetapi serbuk gergaji/kayu yang memiliki banyak minyak maupun getah dapat pula digunakan sebagai media dengan cara merendamnya lebih lama sebelum proses lebih lanjut
Bekatul atau Dedak Padi
Bahan ini digunakan sebagai bahan tambahan media tanam yang befungsi sebagai nutrisi dan sumber karbohidrat, karbon dan nitrogen.
Bekatul atau dedak padi juga mempunyai banyak kandungan vitamin B kompleks, merupakan bagian yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur serta berfungsi juga sebagai pemicu pertumbuhan tubuh buah.
Kapur Pertanian
Selain bekatul, bahan tambahan untuk media tanam jamur tiram adalah kapur pertanian (Kalsium Karbonat/CaCo3).
Kalsium karbonat merupakan sumber calsium (Ca), yang mengatur kemasaman (pH) media tumbuh jamur juga sebagai sumber mineral. Menggunakan kapur pertanian atau kalsium karbonat (CaCO3).
Unsur kalsium dan karbonat memperkaya mineral media tanam. Keduanya sangat diperlukan untuk pertumbuhan jamur.
Cara Budidaya Jamur Tiram
Setelah tahu komposisi media tanam jamur tiram, tentu kita juga harus mempelajari teknik budidayanya. Apa yang dibutuhkan dan yang harus dilakukan untuk budidaya jamur tiram? Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Pembuatan Kubung
Kubung adalah bangunan tempat menyimpan baglog sebagai media tumbuhnya jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Di dalamnya tersusun rak-rak tempat media tumbuh/baglog jamur tiram.
Tujuan pembuatan kubung untuk menyimpan baglog sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki jamur. Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga.
Baglog bisa disusun dengan vertikal, cocok untuk di tempatkan didaerah lebih kering. Sedangkan menyusun dengan horizontal cocok untuk daerah dengan kelembaban tinggi.
Pembuatan Baglog Jamur Tiram
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan baglog, sebagai berikut :
- Pengayakan
Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring serbuk kayu gergaji yang besar dan kecil/halus sehingga didapatkan serbuk kayu gergaji yang halus dan seragam.
Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan tertentu tanpa merusak kantong plastik (baglog) dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselia yang merata.
- Pencampuran
Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, dan kapur sesuai takaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata.
Hal ini dilakukan agar menyediakan sumber nutrisi/hara yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sampai siap dipanen.
Pencampuran dilakukan dengan komposisi serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam, dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi pertumbuhan jamur, dan kapur 2 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media tanam sehingga memperlancar proses pertumbuhan jamur.
Campuran bahan tadi diaduk dengan rata dan juga tambahkan air bersih hingga mencapai kadar air 60-65%. Bahan yang telah dicampur tadi bisa ditakar 1 hari, 3 hari, 7 hari atau langsung masukan kedalam kantang.
- Pemeraman
Pemeraman yaitu kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 malam.
Tujuannya menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.
- Pengisian Media ke kantung plastik (Baglog)
Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (baglog) yaitu campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan kedalam kantong plastik ukuran 18×30, 20×30, 23×35, tergantung selera.
Kemudian campuran dipadatkan menggunakan botol atau alat lain.
Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan paralon/bambu pada bagian leher plastik sehingga bungkusan akan menyerupai botol.
Sterilisasi
Setelah baglog selesai dibungkus plastik, selanjutnya dilakukan sterilisasi atau perebusan. Tahap pembersihan atau sterilisasi yang penting harus benar-benar matang, supaya bakteri yang ada dalam baglog terbunuh. Jika baglog belum matang, maka akan terjadi kontaminasi.
Bibit yang dimasukan ke baglog nantinya akan mati terserang bakteri. Caranya yaitu siapkan tungku, kemudian drum ditaruh di atas tungku dan diisi air bersih sekitar 25 -30 cm.
Baglog dimasukkan ke dalam drum. Perebusan dilakukan selama 5-6 jam dengan suhu 700C.
Pendinginan
Setelah selesai tahap sterilisasi, baglog kemudian dikeluarkan dari drum kemudian mendinginkan sekitar 8-12 jam sebelum dilakukan inokulasi. Dalam mendiginkan baglog temperaturya adalah 35-400C atau pada suhu ruangan.
Inokulasi Bibit
Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan.
Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit dibutuhkan kebersihan yaitu dengan mencuci tangan dengan alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.
Spatula disterilkan menggunakan alkohol 70% dan dibakar. Sumbatan kapas baglog dibuka, buat sedikit lubang pada media tanam dengan menggunakan kayu yang steril yang diruncingkan.
Bibit jamur tiram (miselia) diambil ±1 (satu) sendok teh dan letakkan ke dalam bag log setelah itu sedikit ditekan. Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas kembali.
Media baglog yang telah dinokulasi di ruang dengan suhu 22-28º C untuk mempercepat pertumbuhan miselium.
Inkubasi
Pada tahap inkubasi, jamur tiram harus diletakkan pada suhu ruang dengan rentang 22-280C. Kelembaban yang dibutuhkan yaitu 60-70%.
Proses inkubasi ini berlangsung selama kurang lebih beberapa minggu sampai tumbu miselium.
Apabila miselium ini telah muncul, tutup pada jamur dibuang dan biarkan terbuka. Jangan lupa semprot jamurnya setiap hari untuk menjaga kelembapan.
Dalam satu bulan jamur ini akan mulai tumbuh dan besar untuk bisa dipanen.
Panen Budidaya Jamur Tiram Putih
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah sebagai berikut:
- Tudung belum keriting
- Warna belum pudar
- Spora belum dilepaskan
- Tekstur masih kokoh dan lentur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
- Panen dilakukan dengan mencabut
- Tanpa menyisakan bagian jamur
- Bersih dan tidak berceceran
- Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran jamur cukup dan juga jamur tidak terlalu lembab, hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga pasar
- Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa jamur yang masih menempel pada baglog supaya tidak mengundang hama dan penyakit
Sekian yang dapat decyra sampaikan, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu yang ingin menanam jamur tiram untuk kepentingan usaha maupun kebutuhan sehari-hari.
Untuk kamu yang ingin tahu lebih jelasnya, bisa tonton video dibawah ini ya.
Selamat mencoba 🙂
Terkait :
Sumber:
Susilawati dan Budi Raharjo. 2010. PETUNJUK TEKNIS: Jamur Tiram (Pleourotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH). BPTP Sumatera Selatan.
Suhaeni, Nur Muhajirah Yunus, Siti Nurjannah, Anita Sari. 2018. Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Tanam Sabut Kelapa Sawit (Elaeis guinensis) dan Kulit Durian (Durio zibethinus). Prosiding Seminar Nasional Megabiodiversitas Indonesia. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar.
Fatmawati. 2017. Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) pada Berbagai Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji Kayu dan Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat). Skripsi. Uin Alauddin Makassar.